ILMU SOSIAL DASAR

ABSTRAK

 

Pada saat ini banyak masalah masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. Masalah masalah ini timbul karna banyaknya masyarakat tidak begitu paham ilmu sosial yg ada didalam masyarakat, dan dikarenakan . Dalam makalah ini saya memiliki tujuan agar pembaca mengerti apa pengertian dari ilmu sosial dasar. Agar pembaca mengetahui latar belakang adanya ilmu sosial dasar di dalam perguruan tinggi karna dalam ilmu sosial dasar yang didapat berbeda dengan ilmu pengetahuan sosial yang ada di sekolah menengah .

Ilmu Sosial Dasar bukanlah suatu disiplin jiwa pengetahuan yang berdiri sendiri melainkan suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, dan masalah-masaiah yang terwujud daripadanya. Dalam pembahasan Ilmu Sosial Dasar ini diharapkan Mahasiswa dapat mewujudkan kriteria makhluk sosial yang ada di Ilmu Sosial Dasar.

 

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hhidup tanpa adanya manusia lainnya. Pada pembahasan Ilmu Sosial Dasar ini dihararap kan pembaca mengerti apa perbedaan antara Ilmu Sosial Dasar yang ada di Perguruan Tinggi dengan Ilmu pengetahuan Sosial yang ada di sekolah menengah. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca dan dapat memotivasi khususnya mahasiswa dalam menerapkan Ilmu sosial dasar dalam masyarakat.

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

ABSTRAK

 

DAFTAR ISI

 

1. Pendahuluan

1.1. Pendahuluan

1.2. Tujuan

1.3. Metode Ilmu Sosial Dasar

 

2. Isi

2.1. Pengertian

2.2. Tujuan

2.3. Ilmu Sosial Dasar ada di perguruan tinggi

2.4. Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

3. Kesimpulan dan saran

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Pendahuluan

 

1.1.     Pendahuluan

Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat kemampuan yang terdiri atas :
1. Kemampuan Akademik
2. Kemampuan Profesi
3. Kemampuan Pribadi

1.2.       Tujuan

 

Pecapaian kemampuan akademik dan kemampuan Profesi telah diusahakan melalui mata kuliah keahlian (MKK), yaiut mata-mata kuliah menurut bidang ilmu pengetahuan masing-masing yang diberikan di perguruan tinggi.

Adapun kemampuan pribadi, diharapkan untuk dicapai melalui sekelompok mata kuliah yang tergabung dalam mata kuliah dasar umum yang terdiri atas mata-mata kuliah :
1. Pancasila
2. Agama
3. Kewiraan
4. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa
5. Ilmu alamiah dasar (IAD)
6. Ilmu sosial dasar (ISD)
7. Ilmu budaya dasar (IBD)

1.3.     Metode Ilmu Sosial Dasar

 

7 mata kuliah dasar umum dikelompokon menjadi 2 bagian :

 

  1. Kelompok pertama meliputi mata kuliah : pancasila, agama, kewiraan dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa. Kelompok ini diharapkan dapat menjadi dasar pedoman sebagai warga negara pelajar yang baik. Keempat mata kuliah tersebut wajib diikuti oleh semua mahasiswa di semua perguruaan tinggi, yang dinilai dan ikut menentukan  kelulusan.
  2. Kelompok kedua meliputi mata kuliah : IAD, ISD dan IBD. Kelompok ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kepekaan mahasisiwa berkenaan dengan lingkungan Alamiah, lingkungan social dan lingkungan budaya.

Secara spesifik kemampuan pribadi yang hendak dicapai melalui MKDU bertujuan menghasilkan warga negara Sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

 

  • Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.

 

  • Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkannilia-nilai pancasiladan memiliki integeritas kepribadianyang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemampuan sebagai sarjana Indonesia

 

  • Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kenbangsaan, memeprtebal rasa cinta tanah air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,mempertinggi kebangsaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
  • Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan, baik social, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.
  • Memiliki wawasan yang luas tentang kehidupan bermasyarakat, dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah erta bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.

Tema pokok perkuliahan ISD sebagai bagian dari MKDU adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya.

 

 

 

Isi

2.1 Pengertian
Ilmu social dasar adalah pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian fakta, konsep, teori yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti : sejarah,ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, psikologi sosial.

 

ISD merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep2 yg dikembangkan untuk melengkapi gejala2 sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.

Ilmu sosial Dasar (ISD) adalah suatu. program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan ilmu-ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaharuan sistem pendidikan. yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

 

2.2 Tujuan adanya Ilmu Sosial Dasar dalam Perguruan Tinggi
Latar belakang diberikannya mata kuliah ISD di perguruan tinggi, karena :

1.          Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi bahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda. Yang pendidikannya bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi saarjana yang mengisi birokrasi mereka.
2.         Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi dianggap seolah – olah tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya serta perkembangan masyarakat.

Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.

A.  Kemampuan personal

Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.

B. Kemampuan akademik

Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.

C. Kemampuan profesional

Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

 

3.Tujuan ilmu sosial dasar adalah membantu perkembangan pikir mahasiswa dan kepribadian agar memperoleh wawasan yang lebih luas dan ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap golongan terpelajar Indonesia

4. Ruang lingkup pembahasan

Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ISD.

1. Berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang.
2. Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.

Masalah yang dihadapi tidaklah sama, disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial, politik, moral dll. Yang membedakan masalah ini ada hubungannya dengan nilai moral dan pranata sosial.

1. Menurut masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umumadalah masalah sosial.
2. Menurut para ahli, suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang menimbulkan kekacauan.

Masalah sosial muncul sejak peradaban manusia karena dianggap mengganggu kesejahteraan hidup. Dan membuat masyarakat untuk mengedintifikasi, menganalisa cara untuk mengatasinya.

ISD menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan menurut kacamata subyektif masalah yang dibahas akan dikaju menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan.

 

 

 

2.3  Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Sosial dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan sosial(IPS) kedua-duanya mempunyai

persamaan dan perbedaan.

 

Persamaan ISD dan IPS yaitu :

a)      Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan.

b)      Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.

c)      Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan social dan masalah sosial.
Perbedaan ISD dan IPS yaitu :

a)      Ilmu sosial dasar diberikan di Perguruaan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.

b)      Ilmu sosial dasar merupakan mata kuliah tunggal sedangkan ilmu pengetahuan sosial dasar merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah lanjutan).

c)      Ilmu Sosial dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang ilmu pengetahuan social diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan keterampilan intelektual.

 

2.4   Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :

a)      Kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.

b)      Konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial

c)      Masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.

 

Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.

Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari ke – 8 pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya

 

  1. Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
  2. Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
  3. Masalah pemuda dan sosialisasi.
  4. Masalah hubungan warga Negara dan Negara
  5. Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat
  6. Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaan
  7. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
  8. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

 

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. 1.      Kesimpulankat.

Ilmu sosial dasar adalah ilmu pengembangan atas Ilmu penngetahuan sosial yang didapat di bangku perkuliahan, Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang membahas permasalahan sosial yang ada dimasyarakat khususnya di Indonesia. Ilmu ini mencakup banyak aspek sosial dimasyarakat. Ilmu ini penting dikarnakan dapat membantu banyaknya mahasiswa atau pun lulusan sekolaah tinggi dalam memecahkan masalah sosial yang ada.

 

  1. 2.      Saran

Ilmu sosial dasar wajib diterapkan di Perguruan tinggi agar para mahasiswa dapat menyelesaikan masalah masalah yang ada di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Harwatiyoko & Neltje F. Kaltuuk. MKDU ILMU SOSIAL DASAR, Jakarta 1996

http://abenknst.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-ruang-lingkup-ilmu.html

http://sulfikar.com/ilmu-sosial-dasar-defenisi-kuliah-i.html http://laluilmi.blogspot.com/2009/12/ilmu-sosial-dasar-sebagai-salah-satu.html

Dampak Sosialisasi masyarakat bagi perkembangan Pendidikan Anak

ABSTRAK

Sebagai makhluk Sosial Manusia tidak dapat hidup sendiri dimasyarakat. Manusia pasti membutuhkan manusia lain ubtuk kepentingan hidupnya, sama halnya anak yang membutuhkan hal hal lain apalagi bersosialisasi. Karena dengan sosialisasilah kita dapat berhubungan satu sama lain. Ada banyak yang menjadi Agen Agen Sosialisasi, Jenis Sosialisasi pun ada yang berbentuk Formal maupun Informal. Anak dalam hal Pendidikan juga membutuhkan bersosialisasi sama halnya dengan bersosialisasi dengan Keluarga. Tetapi untuk bersosialisasi dengan Teman ataupun yang ada dalam kasus ini ; sekolah; pasti ada yang berpengeruh untuk mempermudah ataupun mempersulit proses sosialisasi.

Setiap proses Sosialisasi pasti memiliki dampak baik serta dampak buruk dalam pelaksanaannya, Sebaiknya kita sebagai orang yang ikut serta dalam proses sosialisasi ini terus mengawasi perkembangan Anak dalam bersosialisasi.

 

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang

Selain makhluk yang individual manusia juga adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Oleh karena itu manusia dengan manusia lainnya atau kelompok lainnya selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Dengan bersosialisasi manusia dapat mengerti, memahami, dan mempelajari tingkahlaku. Karna hal tersebut manusia membutuhkan bimbingan dorongan yang positif agar menjadi manusia yang tangguh.

 Sosialisasi juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya baik dikeluarga, sekolah, maupun dimasyarakat. Lingkungan masyarakat memberikan sumbangan yang berarti dalam diri anak didik, karena tidak semua pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun kemajuan dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun keluarga. Masyarakatpun menjadi wahana sosialisasi sekaligus pendidikan., karna pada awalnya manusia dilahirkan tidak dapat bersosialisasi langsung, banyak wadah manusia itu agar bisa bersosialisasi.

B. Rumusan Masalah

 

1. Apa pengertian Sosialisasi

2. Apa saja Agen Agen Sosialisasi

3. Faktor faktor yang mengendalikan Sosialisasi Anak

4. Apakah Dampak Sosialisasi Masyarakat Bagi Perkembangan Pendidikan Anak

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui arti Sosialisasi

2. Mengetahui Faktor yang mengendalikan Sosialisasi anak

3. Mengetahui dampak Sosialisasi masyarakat bagi Perkembangan Anak

4. memenuhi tugas Softskill

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. A.    Definisi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses membimbing anak ke dalam dunia sosial yang berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungannya . Dalam proses sosialisasi anak belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat/anak diperoleh melalui proses
belajar, yang disebut sosialisasi. Berikut beberapa definisi mengenai sosialisasi.

 

  • Peter L. Berger:
    Sosialisasi adalah proses dalam mana seorang anak belajar menjadi seseorang yang
    berpartisipasi dalam masyarakat.  Yang dipelajari dalam  sosialisasi adalah peran-peran,
    sehingga teori sosialisasi adalah teori mengenai peran (role theory).
  • Robert M.Z. Lawang:
    Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran dan persyaratan lainnya yang
    diperlukan untuk memungkinkan seseorang dapat  berpartisipasi secara efektif dalam
    kehidupan sosial.
  • Horton dan Hunt:
    Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu menghayati nilai-nilai dan norma-norma
    kelompok di mana ia hidup sehingga terbentuklah kepribadiannya.
    Dalam proses sosialisasi terjadi paling tidak tiga proses, yaitu: (1) belajar nilai dan norma
    (sosialisasi), (2) menjadikan nilai dan norma yang dipelajari tersebut sebagai milik diri (internalisasi), dan membiasakan tindakan dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma
    yang telah menjadi miliknya (enkulturasi).

 

  1. B.    Agen Agen Sosialisasi dan Jenis Sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

  • Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak..

  • Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada mas remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian  seorang individu.

  • Media massa

Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak, media elektronik . Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

  • Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

 

  1. C.     Faktor-faktor yang Mengendalikan Sosialisasi Anak

Dengan proses sosialisasi anak berkembang menjadi suatu pribadi atau mahluk sosial. Menurut F.G.Robinsons ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian seorang anak yaitu:

  1. Sifat dasar : Merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi dari orang tua.
  2. Lingkungan prenatal : Kondisi di dalam kandungan, dalam periode ini anak mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu, seperti : beberapa jenis penyakit (diabetes, kangker, dll), gangguan endokterin dapat mengakibatkan keterbelakangan mental dan emosional, shock pada waktu melahirkan (mengakibatkan luka, dll).
  3. Perbedaan anak (individu) : Perbedaan anak baik secara fisik berupa badan, warna kulit, rambut, dll. Secara  fisiologis berupa system endoktrin : berhubungan dengan mental dan emosional, ciri personal, dan sosial.
  4.  Lingkungan
    -Lingkungan alam : keadaan tanah, iklim, dll
    -Kebudayaan: aspek material seperti rumah,perlengkapan hidup, hasil-hasil teknologi, aspek non material seperti nilai-nilai, pandangan hidup, adat istiadat, dan sebagainya.
  5. Motivasi : Motivasi adalah dorongan / kekuatan-kekuatan untuk menggerakkan anak berbuat, baik motivasi dari individu atau orang lain maupun dari keluarga.

 

  1. D.    Dampak Sosialisasi Masyarakat Bagi Perkembangan Pendidikan Anak

Pendidikan adalah usaha yang dilakukan pendidik dalam membimbing, mengelola, dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Jadi, pendidikan pada hakekatnya adalah ikhtisar manusia untuk membantu dan mengarahkan manusia supaya berkembang sampai pada titik maksimal yang dapat dicapai. Dalam interaksinya, sosialisasi anak berkaitan dengan pendidikan keluarga (informal), Sekolah (formal), dan masyarakat (non-formal). Sosialisasi pertama yang dilakukan anak adalah dengan orang tuanya, dimana sosialisasi ini akan menimbulkan efek akan pertumbuhan dan perkembangan anak , baik menyangkut pendidikan awal yang disengaja, atau tidak disengaja seperti dengan melihat, mendengar, perabaan, pembauan, dan lain sebagainya . Hal ini akan menimbulkan konsekuensi positif atau sebaliknya, oleh karena itu orang tua dituntut untuk menjadi guru di lingkungan rumah. Masyarakat merupakan lingkungan lainya dalam proses sosialisasi sesuai keberadaannya. Lingkungan masyarakat memberikan sumbangan yang berarti dalam diri anak didik, karena tidak semua pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun performans dapat dikembangkan oleh sekolah ataupun keluarga. Masyarakat menjadi wahana sosialisasi sekaligus pendidikan yang berfungsi sebagai :

  1. Pelengkap : Dapat dijelaskan sebagai pelengkap perkembangan dalam sosialisasi anak didik dengan masyarakat atau kelompok lainnya ialah berorientasi melengkapi kemampuan, keterampilan, kognitif, afektif, maupun performans yang mencakup berkomunikasi dengan orang lain, kerja sama dengan anggota masyarakat, mengasa keahlian dan keahlian di dalam masyarakat.
  2.  Pengganti (subsitute): Sebagai penganti, keluarga dan sekolah memiliki keterbatasan kemampuan melayani semua lapisan dari anggota masyarakat.
  3. Tambahan (supplement): sebagai tambahan, masyarakat mampu menyediakan tambahan dalam terlaksanannya peningkatan kepribadian. Misalnya jika di sekolah hanya tahu ini mesin bubut (karena keterbatasan waktu), maka di masyarakat anak didik bukan hanya melihat, memegang, tapi anak didik mampu menggunakannya dan bermanfaat untuk diri, dan masyarakat.

 

  1. E.     Dampak Positif dan Negatif  Sosialisasi Masyarakat Bagi Pendidikan Anak.

Dalam prosesnya Sosialisasi dalam masyarakat jika proses Sosialisasi itu berhasil atau sesuai tujuan maka sosialisasi tersebut akan berdampak positif bagi Anak, tetapi jika Sosialisasi tersebut tidak tepat pada tujuan atau sasaran Sosialisasi maka Akan menimbulkan dampak buruk bagi sang anak.

Dampak Positif:

  • Menjadi lebih dewasa dalam memilih dan melakukan suatu keputusan.
  • Dalam sosialisasi masyarakat pendidikan anak akan bertambah dalam bersosialisasi dengan orang lain.
  • Menjadi lebih kreatif, kognitif, afektif.
  • Mendapat pengalaman dan pelajaran yang tidak di berikan dikeluarga maupun di sekolah.

Dampak Negatif:

  • Akan terbawa arus sexs bebas
    • Anak dengan mudah menggunakan narkotika.
    • Anak bisa dengan mudah membangkang dengan orang tua
    • Anak memiliki banyak musuh.
    • Semakin sulit bergaul dengan teman sebayanya

 

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. A.    KESIMPULAN

Manusia  adalah makhluk sosial, begitu pun anak adalah bagian dari individu yang ada dimasyarakat. Anak dalam lingkungannya selalu berinteraksi dengan agen agen sosialisasi baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan sosialisasi anak adalah proses membimbing anak ke dalam dunia sosial yang berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungannya. Sosialisasi masyarakat berdampak baik jika Sosialisas itu tepat sasaran, tetapi akan berdampak buruk jika sosialisasi anak yang salah.

  1. B.    SARAN

Dikarenakan sosialisasi juga memiliki dampak buruk selain memiliki dampak positif bagi sang anak, sebaiknya orang tua maupun guru tetap memantau kegiatan anak bersosialisasi denganteman atau agen sosialisasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://assabbab.wordpress.com/2011/04/16/sosialisasi-anak-didik/

http://ips-mrwindu.blogspot.com/2011/10/pengertian-sosialisasi-media.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi

http://makalahcenter.blogspot.com/2011/02/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.html

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STRATEGI MENGAJAR UNTUK MEMOTIVASI ANAK DALAM MENEPUH PENDIDIKAN

ABSTRAK

 

 

                Motivasi atau dukungan adalah hal yang penting agar seseorang mau melakukan berbagai hal. Motivasi dalam menotivasi anak pada masa kini sangatlah penting dikarnakan kesadaran anak yang sangat kurang. Hal ini dikarnakan efek globalisasi yang membuat banyak pengaruh buruk dalam diri anak pada masa kini.  Motivasi ada dikarnakan masalah masalah yang timbul sehingga seseorang malas melakukan suatu hal. Banyak juga masalah masalah dalam hal pembelajaran seperti masalah internal; yaitu masalah yang timbul dari diri sendiri Dan ada juga masalah eksternal yaitu masalah dari luar diri sendiri, bisa dari masyarakat maupun dari keluarga. Ada banyak cara untuk memotivasi anak dalam menempuh Pendidikan. Cara yang dipakai ada banyak dan bisaa diterapkan semua secara sekaligus dalam pelaksanaannya. Dengan cara memotivasi anak kini semoga dapat membantu agar para orang tua serta Pendidik bisa memotivasi anak agar lebih baik menempuh pendidikan.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

 

Penting untuk memotivasi anak dalam Pembelajaran dimasa kini. Banyak masyarakat yang tidak mengerti arti motivasi. Cara pembelajaran anak dalam bidang pendidikan juga memiliki banyak cara atau strategi. Strategi atau metode pembelajaran sangat lah berguna dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.

Manfaat metode pembelajaran dan memotivasi pasti sangatlah berguna untuk menbantu anak dalam membuat anak menjadi bersemangat dalam belajar. Kebanyakan dari  orang tua tidak tau cara memotivasi anak mereka sendiri. Dalam hal ini akan dibahas cara carauntuk memotivasi anak. Karna proses pembelajaran butuh banyak hal yang perlu diperhatikan seperti kondisi anak murid.

 

2. Rumusan Masalah

  • Pengertian Motivasi
  • Masalah masalah dalam Pembelajaran
  • Cara meningkatkan Motivasi

 

3. Tujuan Penulisan

  • Mengetahui cara memberikan Motivasi Belajar kepada anak
  • Lebih mengetahui Karakteristik Belajar anak
  • Memenuhi tugas Mata Kulias Ilmu Sosial Dasar (SoftSkill)

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Motivasi

Bagi para orang tua kurangnya motivasi belajar anak merupakan masalah ,  sebagai  orang tua kita ingin memberikan motivasi belajar pada anak . Kadang kita membandingkan motivasi belajar kita dulu sewaktu kecil dengan motivasi belajar anak. Tentu saja ini tidak bijak karena jamannya berbeda, dulu acara TV terbatas hanya waktu malam saja , belum ada game , perangkat gadget, internet.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Berdasarkan pengalaman dan hasil observasi di lapangan, banyak orangtua yang memaksa anaknya belajar agar mendapatkan nilai bagus saat menghadapi ulangan. Ada juga orangtua yang hanya ingin anaknya selalu mendapat nilai sempurna (10) sehingga ketika pulang membawa nilai 9 saja sudah dimarahi. Akibatnya, prestasi belajar anak tidak akan bertahan lama. Mengapa? Karena saat masih kecil, anak sangat membutuhkan rasa aman. Dan, hal ini hanya akan timbul jika anak mendapatkan cinta kasih yang tulus dan tanpa pamrih dari orangtuanya. Dan masih banyak lagi cara agar anak dapat lebih bersamangat belajar.

 

 

2. Masalah Masalah dalam Pembelajaran

 

     

Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal

 

Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi itu antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar.Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan masalah-masalah yang bersifat eksternal:

 

1. Masalah belajar internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:

a. Kesehatan

b. Rasa aman

c. Faktor kemampuan intelektual

d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri

e. Motivasi

f. Kematangan untuk belajar

g. Usia

h. Kematangan untuk belajar

i. Usia

j. Jenis kelamin

k. Latar belakang sosial

l. Kebiasaan belajar

m. Kemampuan mengingat

n. Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan.

Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya. Sementara hal yang bersifat Psikologis adalah masalah yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis.

 

2. Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti:

 

a. Kebersihan rumah

b. Udara yang panas

c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat

d. Alat-alat pelajaran yang tidak memadai

e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah

f. Kualitas proses belajar mengajar.

 

 

 

3.Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

 

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.

 

2. Hadiah

Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

 

3. Kompetisi

Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.

 

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.

 

5. Memberi Ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.

 

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.

 

7. Pujian

Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

 

8. Hukuman

Hukuman adalah bentuk negatif dalam hal pembelajaran, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.

 

 

9.  Menjelaskan tujuan kepada peserta didik.

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

 

10.  Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. Selain itu, guru juga dapat membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan dengan cara menggunakan metode yang menarik dan mudah dimengerti siswa.

 

11.  Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dengan cara adanya jadwal belajar, serta dengan cara ini terbentuk lah kedisiplinan.

 

12.  Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Membantu kesulitan peserta didik dengan cara memperhatikan proses dan hasil belajarnya.  Dalam proses belajar terdapat beberap unsur antara lain yaitu penggunaan metode untuk mennyampaikan materi kepada para siswa. Metode yang menarik yaitu dengan gambar dan tulisan warna-warni akan menarik siswa untuk  mencatat dan  mempelajari materi yang telah disampaikan..

 

13.  Menggunakan metode yang bervariasi.

Meningkatkan motivasi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang variasi. Metode yang bervariasi akan sangat membantu dalam proses belajar dan mengajar. Dengan adanya metode yang baru akan mempermudah guru untuk menyampaikan materi pada siswa

 

14. Keteladanan

 Keteladanan ini bisa di bilang sangat efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. kebanyakan dari siswa tentu lebih menyukai seorang guru yang terbukti memiliki motivasi di bandingkan dengan guru yang bisanya hanya bercerita tapi belum terbukti hasilnya. Dari itulah perjalan hidup seorang guru bisa menjadi senjata ampuh dalam meningkatkan motivasi belajar para siswa

 

BAB III

PENUTUP

  1. 1.     Kesimpulan

Dengan adanya dampak dari kemajuan zaman pada sekarrang ini, anak lebih sulit memotivasi diri mereka sendiri. Dengan adanya masalah masalah yang timbul pada zaman sekarang ini dibutuh kan solusi seperti  ujian, mengadakan latihan , membuat adanya kompetisi dan yang lainnya.

  1. 2.     Saran

Untuk mengatasi masalah masalh kemauan anak dalam pendidikan, maka diperlukan dukungan dari orang tua agar membantu anak memotivasi dengancara cara seperti yang dijelaskan diatas. Perlu juga guru atau Pendidik  membantu anak didik agar bisa memotivasi diri mereka.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-anak/

http://hanifa93.wordpress.com/2012/02/03/menumbuhkan-motivasi-belajar-dalam-diri-anak/

http://cafemotivasi.com/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-siswa/

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/07/kondisi-belajar-dan-masalah-masalah.html

 

Kualitas Lulusan Pendidikan Kesetaraan untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

ABSTRAK

Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu Formal, Nonformal, Informal. Pendidikan Nonformal dalam mewujudkan Pendidikan untuk seluruh masyarakat menjadi faktor pendukung yang  sangatlah penting.  Sub Pendidikan NonFormal salah satunya adalah Sekolah Paket yaitu pendidikan yang setara dengan Pendidikan Formal yang dibagi menjadi tiga bagian yang setara dengan pendidikan formal. Sekolah Paket atau Pendidikan Kesetaraan di Indonesia masih mengalami kelambatan dalam pelaksanaannya seperti kurang sadarnya masyarakat akan kepentingan Pendidikan dalam Kehidupan serta faktor yang membuat masyarakat malas untuk menempuh jalur Pendidikan. Solusi masalah dalam pelaksanaan ini bisa didapat dari pemerintah swasta dan dari peserta didik itu sendiri. Seperti yang banyak orang ketahui banyak lulusan Pendidikan Kesetaraan dipandang sebelah mata, tetapi tidak semua lulusan Pendidikan Paket seperti itu karna ada juga ketrampilan yang diberikan saat melaksanakan Pendidikan Kesetaraan sehingga lulusannya banyak yang langsung bisa mencari kerja. Pendidikan Kesetaraan memberikan ijazah yang sama dengan lulusan Pendidikan formal tetapi masih di prioritaskan pendidikan formal, banyak lulusan Pendidikan Kesetaraan yang melanjutkan Ke Perguruan Tinggi.  Lulusan Pendidikan kesetaraan banyak yang membantu untuk menaikan kualitas dirinya, Selain itu Pendidikan Kesetaraan dapat meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.

 

BAB I

Pendahuluan

 

1.Latar Belakang

Membangun manusia Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan visi besar yang hendak dicapai para pendiri bangsa Indonesia. Salah satu program yang diperlukan adalah pendidikan bermutu yang selaras dengan dunia kerja. Beberapa data tentang ketenagakerjaan menggambarkan kesenjangan antara lulusan pendidikan dan dunia kerja masih berjenjang terlampau jauh. Hal ini membuktikan bahwa mutu kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, hal ini dibuktikan karna banyaknya angka penggangguran di Indonesia dan banyaknya masyarakat yang hanya bersekolah sampai Sekolah Dasar.

Pemerintah Indonesia dapat mendorong percepatan peningkatan mutu dan keselarasan dengan dunia kerja melalui dua hal berikut. Pertama, menyediakan dana pendidikan yang secara efektif dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pada pendidikan sekolah secara formal, tingkat efektivitas dana pendidikan untuk program wajib belajar dapat diukur dengan peningkatan angka partisipasi kasar untuk semua tingkat pendidikan. Pada pendidikan nonformal dan informal, tingkat efektivitas dapat diukur dengan peningkatan keterampilan para pekerja. Sehingga secara keseluruhan, peningkatan dana pendidikan diharapkan secara efektif dapat menurunkan tingkat pengangguran. Kedua, mengembangkan kurikulum pendidikan agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha sehingga selaras dengan dunia kerja. Hal ini tidak hanya kurikulum sekolah, namun juga bagi paket belajar untuk pendidikan kesetaraan tingkat SD, SMP, dan SMA, homeschooling, maupun lembaga pelatihan/kursus.

Dalam kasus ini penting untuk mengetahui bagaimana pendidikan kesetaraan atau sekolah paket bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Selain itu juga patut diketahui bahwa murid sekolah Paket juga bisa bersaing dengan lulusan pendidikan Formal dalam dunia kerja. Manfaat adanya pendidikan kesetaraan dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dalam lingkungan hidupnya. Dalam penulisan ini saya akan membahas apa sekolah paket dan juga apa peranan pendidikan kesetaraan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Rumusan Masalah

  1. Apakah Pendidikan Kesetaraan
  2. Bagaimana Pendidikan Kesetaraan bisa bersaing dengan lulusan Pendidikan Formal
  3. Mengetahui Kendala dalam Pendidikan Kesetaraan serta Solusinya
  4. Bagaimana peranan Pendidikan Kesetaraan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia

3.Tujuan Penulisan

  1. Mengetahui  makna adanya Pendidikan Kesetaraan di Masyarakat
  2. Mengerti Tujuan diadakannya Sekolah Kesetaraan.
  3. Mengetahui Permasalah dalam Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan
  4. Mengetahui akan Pendidikan kesetaraan juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
  5. Memenuhi tugas softskill

BAB II

Isi

1.     Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi masyarakat yang ingin maju.Seperti halnya dengan kebutuhan-kebutuhan pokok yang lainnya yaitu sandang, pangan dan papan serta kebutuhan akan barang-barang sekunder dan mewah . Pendidikan di Indonesia digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan nonFormal dan Pendidikan Informal. Seperti yang banyak kita ketahui Pendidikan Formal adalah Pendidikan yang terstruktur juga berjenjang dan juga mengikuti  kurikulum yang telah diberikan oleh Pemerintah,  contohnya adalah Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menengah Atas, juga Sekolah Menengah Kejuruan. Pendidikan Informal adalah Pendidikan yang didapat secara mandiri seperti Keluarga, Lingkungan. Pendidikan nonFormal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat, contohnya : Kursus, Homeschooling, Pendidikan kesetaraan.

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan mengganti.  Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memperluas akses pendidikan guna mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah melalui pendidikan kesetaraan. Banyak masyarakat kurang mengetahui Pendidikan Kesetaraan, Pendidikan kesetaraan ini merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pendidikan luar sekolah sebagai suatu sub system pendidikan non formal. Banyak orang menyebut Pendidikan Kesetaraan ini sebagai Kejar(kelompok Belajar) Paket. . Pendidikan kesetaraan merupakan program pendidikan non formal yang menyelenggarakan pendidikan umum yang mencakup Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMU).

2.     Macam – macam Pendidikan Kesetaraan

Pendidikan kesetaraan atau kejar (kelompok belajar) paket dibagi menjadi tiga yaitu:

A.       Pendidikan Kesetaraan Paket A

Pendidikan kesetaraan Paket A berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan Sekolah Dasar. pendidikan Paket A ditujukan untuk peserta didik yang tidak dapat bersekolah karna banyak alasan. Pendidikan Paket A dapat meningkatkan partisipasi Sekolah Dasar bagi kelompok usia 7-12 tahun untuk yang tidak lulus saat ujuan nasional, dan memberikan kesempatan terhadap pendidikan setara SD bagi orang dewasa yang tidak dibatasi umur sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket A :

  • Membentukan warga negara yang beriman dan bertakwa, berkarakter dan bermartabat.
  • Memberikan dasar-dasar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung kepada peserta didik.
  • Memberikan pengalaman belajar yang mandiri dan produktif.
  • Memberikan dasar-dasar kecakapan hidup dalam bermasyarakat.
  • Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan dan sikap  yang bermanfaat untuk memenuhi syarat pendidikan lanjutadi SMP/MTs atau Paket B.

 

B.       Pendidikan Kesetaraan Paket B

Pendidikan kesetaraan Paket B berfungsi mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan Sekolah Menengah Pertama. Pendidikan Paket B ditujukan untuk  peserta didik yang tidak dapat bersekolah dikarnakan banyak hal, sehingga dapat meningkatkan partisipasi SMP bagi kelompok usia 13-15 tahun yang tidak lulus atau tidak bersekolah tetapi telah mengikuti ujian Paket A, dan memberikan akses terhadap pendidikan setara Sekolah Menengah Pertama bagi orang dewasa sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Tujuan Dari Pendidikan Kesetaraan Paket B:

  • Membentukan warga negara yang beriman, dan bertaqwa berkarakter dan bermartabat.
  • Meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, sebagai alat untuk memahami mata pelajaran lainnya.
  • Meningkatkan pengalaman belajar yang mandiri, kreatif, dan produktif.
  • Memberikan kecakapan hidup untuk bekerja dan berusaha mandiri.
  • Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan, dan sikap dasar yang yang bermanfaat untuk memenuhi syarat pendidikan lanjutan pendidikan lanjutan di SMA/SMK/MA atau paket C.

 

C.       Pendidikan Kesetaraan Paket C

Pendidikan Kesetaraan Paket C berfungsi mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang setara dengan Sekolah Menengah Atas. Pendidikan Paket C ditujukan untuk  peserta didik yang tidak dapat bersekolah dikarnakan banyak hal, sehingga dapat akses terhadap pendidikan setara SMA bagi orang dewasa.

Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket C :

  • Membentukan warga negara yang beriman, dan bertaqwa berkarakter dan bermartabat.
  • Memberikan pembelajaran bermakna dan produktif dengan standar yang memadai kepada peserta didik
  • Memberikan kecakapan hidup yang berorientasi mata pencaharian, kewirausahaan, kejuruan dan pekerjaan.
  • Memberikan pembekalan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan keahlian untuk dapat hidup di masyarakat.

 

3.     Kendala dalam Pendidikan Kesetaraan

Dalam praktiknya mengajak warga masyarakat yang tidak menempuh pendidikan untuk belajar di kelompok belajar (Kejar) paket tidaklah mudah. Sesuai denga sebutannya yakni Kejar, kita betul-betul harus mengejar para peserata didik ini. Hal yang lebih sulit adalah memotivasi mereka dan menjelaskan akan pentingnya pendidikan. Untuk itu memang perlu memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan terhadap sasaran didik ini. Harus dimengerti karna mereka adalah orang-orang memiliki berbagai masalah seperti masalah ekonomi sehingga membuat mereka tidak mampu melanjutkan pendidikannya di pendidikan formal.

Faktor-faktor yang paling sering mempengaruhi kegagalan mereka melanjutkan pendidikan formalnya antara lain yang paling jelas adalah faktor ekonomi, Karena faktor ekonomi yang lebih mereka perhatikan dari pada pendidikan. Pada saat melaksanakan proses belajar ini juga  menghadapi berbagai kendala seperti warga belajar yang bermalas-malasan. Kendala lainya adalah masalah cuaca yang kurang bersahabat. Terutama sekali saat-saat musim penghujan. Pada musim penghujan biasanya peserta didik malas keluar rumah untuk diajak belajar.

Kendala lain yang mempengaruhi adalah kondisi lingkungan seperti lingkungan masyarakat daerah kumuh yang sangat sedikit didalam masyarakat memiliki pemikiran untuk bersekolah. Dikarnakan lingkungan yang memang kurang memiliki kesadaran akan mencari ilmu jadi peserta didikpun malas mengikuti kegiatan kejar Paket. Adapun faktor keluarga yang tidak menginginkan anaknya sekolah maka sang anak pun tidak mau bersekolah maupun mengikuti kegiatan kejar paket.

Pembelajaran keterampilan yang diberikan secara umum tidak sejalan dengan tuntutan pasar dan tidak berbasis kompetensi. Pembelajaran keterampilan (vokasi) yang diberikan sering dilaporkan terlalu singkat dan tidak menggambarkan tuntutan keterampilan yang diperlukan. Pembelajaran keterampilan juga sering tidak berbasiskan kompetensi. Akibatnya, para calon pemberi kerja tidak bisa menentukan dari ijazah yang ada, apa yang menjadi keahlian sang lulusan. Pelatihan tidak inklusif. Terdapat bukti yang kuat adanya pemilahan gender terhadap bidang keahlian yang dipilih oleh para lulusan, dan studi ini tidak berhasil mengidentifi kasi adanya contoh keberhasilan inklusi peserta dengan kebutuhan khusus. Tidak ada pelatihan keterampilan wirausaha yang diberikan.Banyak lulusan Pendidikan Kesetaraan sedang mempertimbangkan untuk membuka suatu usaha akan tetapi, pelatihan keterampilan teknis yang ada, tidak sesuai dengan pelatihan keterampilan wirausaha.

 

4.     Mengatasi Kendala dalam Pendidikan Kesetaraan

Dalam mengatasi kendala, banyak faktor yang harus diatasi, yang paling penting adalah mengatasi kemalasan bagi peserta didik sendiri untuk menuntut ilmu. Dibutuhkan sosialisasi dalam masyarakat seperti penyuluhan ke Desa atau Daerah yang kurang lulusan pendidikannya. Dalam mengatasi adanya kendala dalam pendidikan paket dibutuhkan motivasi dari pelaksana kegiatan kejar paket untuk melaksanakan kegiatan kelompok belajar(kejar) Paket. Dibutuhkan pengajar yang ahli dalam mengajar peserta didik yang sangat minin pendidikannya, serta harus memiliki kesabaran. Untuk memberikan semangat atau motivasi kepada warga belajar agar tetap senang belajar, maka pengelola program pendidikan kesetaraan diharapkan juga mendirikan Taman bacaan masyarakat (TBM), yaitu sarana belajar masyarakat untuk memperoleh informasi dan mengembangkan pengetahuan guna memenuhi minat dan kebutuhan belajarnya yang bersumber dari bahan bacaan dan bahan pustaka lainnya. Ini semacam perpustakaan mini dan tersebar untuk menjangkau masyarakat yang jauh dari layanan perpustakaan. Ada dua sasaran prioritas utama sasaran pendirian taman bacaan masyarakat, pertama untuk peningkatan minat baca masyarakat dan kedua untuk memelihara kemampuan aksara masyarakat.. Dengan demikian TBM pun bisa berfungsi sebagai ruang publik untuk melakukan sosialisasi diri, termasuk mempromosikan/mengenalkan program-program pendidikan nonformal kepada masyarakat.

Selain hal-hal yang telah disebutkan pemerintah bahkan swasta pun membantu dalam penggalangan dana untuk mengadakan pendidikan kesetaraan, swasta pun juga ada yang mengadakan kegiatan kejar (kegiatan belajar) paket. Perusahan swasta kini pun menerapkan hanya menerima lulusan minimal Diploma3 (D3), sehingga meningkatkan keinginan masyarakat yang sudah menyelesaikan pendidikan paket untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan.

Ada juga sekolah paket yang memberi keterampilan khusus seperti tata boga, tata busana, teknisi ponsel, penata rias rambut, digital printing. Adanya keterampilan khusus ini membuat peserta didik mendapat keterampilan khusus untuk dapat mencari pekerjaan.

 

5.     Kualitas lulusan Pendidikan Kesetaraan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia

kualitas orang yang mengikuti pendidikan kesetaraan(sekolah paket) tidak kalah dengan orang yang menempuh pendidikan formal, semua itu tergantung dari diri orang itu sendiri, jika ia bersungguh – sungguh mengikuti pendidikan itu maka orang tersebut dapat meraih cita – citanya, mungkin banyak orang yang memandang sebelah mata orang yang mengikuti pendikan kesetaraan, padahal bukan karena orang tersebut tidak pandai, mungkin saja orang tersebut mempuyai kendala yang dihadapi sehingga ia tidak mampu untuk mengikuti pendidikan formal. Tetapi jika mereka menempuh jalur perkuliahan maka perusahaan pun banyak yang mencari keahlian mereka.

Dikarnakan adanya pendidikan kesetaraan maka semakin banyak orang yangmemiliki kemampuan atau keterampilan, jika mereka melanjutkan perkuliahan semakin meningkat kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Kualitas mereka pun terbukti dalam  dunia kerja di masyarakat. Semakin sedikit pengangguran jika mereka mengikuti kegiatan paket ini karna mereka memiliki keahlian serta pengetahuan yang sangat membantu dalam dunia kerja.

Banyak dari mereka yang telah menempuh sekolah paket sekarang memilih untuk berwirausaha, banyak pula yang mendapat keahlian lain yang telah didapat di Sekolah paket. Dapat dikatakan pendidikan Kesetaraan ini mampu meningkatkan sumber daya manusia karna pendidikan ini membantu masyarakat mendapat keahlian yang diberikan pelatihan keterampilan khusus, ilmu pengetahuan, serta sikap yang dapat dipakai dalam bermasyarakat.

 

BAB III

Kesimpulan dan Saran

1.     Kesimpulan

Dari Penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan kesetaraan atau Sekolah Paket yang terdiri dari: Paket A yang setara dengan SD, Paket B yang setara dengan SMP dan Paket C yang setara dengan SMA. Diadakan kegiatan ini sangat berarti dalam hal membangun manusia yang berpendidikan di Indonesia. Pendidikan Kesetaraan memiliki banyak kendala dalam pelaksanaannya. Tetapi kendala pun masih ada dikarnakan biaya maupun masyarakat yang tidak menerima baik serta memandang sebelah mata lulusan pendidikan paket. Banyak lulusan pendidikan paket yang meningkat kualitas hidupnya, apalagi jika mereka meneruskan ke perguruan tinggi.

2.     Saran

Sebaiknya bagi Pemerintah lebih gencar mengadakan wajib belajar sembilan tahun (WAJAR) untuk pendidikan formal agar lebih baik lagi kualitas pendidikan di Indonesia. untuk pendidikan nonformal seperti Sekolah Paket lebih baik jika diadakan penyuluhan tentang pendidikan ke pelosok atau desa desa serta pemukiman yang tergolong kumuh atau kurang mampu. Dalam peningkatan dana pemerintah berkewajiban mengalokasikan dana agar pelaksanaan sekolah paket maksimal dalam menampung peserta didik. Karna dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia hal yang berpengaruh adalah pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://suaraguru.wordpress.com/2010/04/29/mutu-lulusan-pendidikan-dan-dunia-kerja/

http://arminaven.blogspot.com/2011/06/pendidikan-kesetaraan-program-kejar.html

http://kudubelajar2009.blogspot.com/2009/04/kejar-paket-masih-perlu.html

http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/26/sistem-kejar-paket-dalam-kebijakan-pendidikan-nasional/

http://alimatum.blogspot.com/2012/04/paket-c-kejuruan.html

http://mediacenter.malangkota.go.id/?p=2858

http://evaumarmpd.wordpress.com/2011/04/21/pendidikan-kesetaraan/